Senin, 19 April 2010

AMARAH

memaki pada batu dungu.
bentur dinding menggema cakar diri.
apa bodohmu telah bersarang di otakku.
atau otakku telah meninggalkanku.
Garang gemuruh tahan gejolak murka

ahkkk…
bising…
diamlah walau sejenak.
hentikan sumbang nada itu
tak ada merdu
bahkan seperti teriakan gagak gagu

ahkkk…
gaduh…
bunyi terompet maut terus menggaung perang
di lereng kerangka kepala penat.
Berisik lolong gonggong
liur sringaimu bau

umpatku tak bergeming
menguasai getar tegar tubuh
kucingcang dengan pedang bisu
tak juga kau tau dari siratku

ocehmu rancu.
menantang untuk berseteru
tak mundur setapak langkahku
biarkan terbunuh dengan tajam mata panah
aku akan tetap berdiri tahan terjang.
jangan harap ada luka
kau yang kan tersayat
pedih itu tak akan terlupa.

tatap wajahku
ku rajam dengan serapah
sumpah sarat hina
ku hujam tepat pada nganga gerammu
jangan harap aku mundur walau selangkah



elang jingga wandinata

Tidak ada komentar: