Senin, 01 Maret 2010

ASA JARI-JARI MUNGIL LAMPU MERAH

Dari jendela kaca yang usang...
Terlihat tetes di pipi bocah setinggi pinggangku...
Mengapa???
Pertanyaan mengusik...

Di bawah pohon pelindung tengah jalan lampu merah...
Dia terduduk lesu menggenggam kerincing tutup botol minuman soda...
Mungkin dia lapar, atau dia memimpikan menjadi presiden...
Mungkin...
Atau memar di bawah matanya mengisyaratkan debu tak bersahabat...

Dimana ibumu nak???
Dari jendela kaca berdebu aku bertanya….
Dia diam…
Menatap penuh Tanya dan harap demi beberapa rupiah….

Gumam dimulut kecilnya menjawab menyayat…
Sudah mati dirumah kerdus yang tergusur…
Bangkainya menjadi makannan anjing lapar…
Dan ayahku lari dengan pelacur yang dapat membelikannya rokok…

Aku bertanya lagi…
Dimana saudaramu n megapa matamu membiru???
Kakakku menjual tubuh untuk sesuap nasi di balik sampah…
Abangku di penjarah yang tak pernah ku lihat…
Dia membunuh karena matanya membiru seperti aku…

Bang,,,, aku pingin jadi presiden…
Mimpi indah dari mimpi di selah kotak baja…
Mimpi yang harus terbeli jari-jari mungil lampu merah…
Berdesing memekakan rongga telinga…
Namun ngiang harap yang terucap memecahkan jiwa-jiwa yang polos memikul asa...


Elang jingga wandinata

Tidak ada komentar: