Senin, 01 Maret 2010

BIARKAN AKU TERBANG DENGAN LUKAKU

aku sering bertanya pada diri...
apakah bulan disana sama seperti bulan yang kulihat...
mungkin berbeda....

aku telah mati dari timbunanan duka...
aku telah hilang dalam kebekuan...
jiwaku telah lenyap, bersemayam dalam ruang tak berpintu...

kisah...
indah...
hanya dongeng....
sepi telah menjadi teman abadiku...
sunyi telah menjadi permaisuriku....
menari dalam hitamnya gelap...

jujur,,,
sajakmu menggoyahkan awan pekatku...
dia bagian dari cahaya mataku...
cahaya yang selalu singgah dengan tawanya...

luka...
luka...
luka...

akhkhhhhhh....
aku ingin menjerit....
runtuhkan saja langit-langit...
telan aku....
himpit aku dengan bebatuan panas...

akhkhhhhhh...
didadaku....
didadaku...
menyesak tangis yang telah lama mengembara pergi...

akhkhhhhhh....
aku lelaki...
aku lelaki....
aku elang jingga...
aku elang...
kelana sepi penantang takdir...

kumohon....
hibur dia...
kembalikan tawa yang benar-benar mempunyai jiwa...
kumohon...
jangan ada tangis dimatanya...
bantu aku tuk membasuh dukanya...
kumohon...

aku ingin kembali....
aku ingin kembali...
aku ingin kembali...
jangan menagis jiwaku...
jangan mengis rasaku...
aku kan buatmu tersenyum....

kepastian itu kan kutulis di selembar daun takdir...
diammu kan menuai harapmu...
kebisuan kan terpecah dengan hadirku...

sayapku telah patah...
bahkan tak sanggup lagi kukepakan membelah sang langit...
bimbinglah aku...
bersandarlah dalam dekapku....

akhkhhhhh.....
aku lelaki....
aku elang jingga....
aku sang kelana sepi....
biarkan aku tebang dengan lukaku....

akhkhhhhhhhhhh....
aku....
aku....
aku....
aku tak mengerti....
aku ingin menjerit...
aku ingin kembali.....
tapi.....??????

akhkhhhhhhhhh....
aku elang jingga...
aku kelana sepi.....
akhkhhhhhhhhh....
aku elang jingga...
aku kelana sepi....


elang jingga wandinata

Tidak ada komentar: