Senin, 01 Maret 2010

BAYANG-BAYANG HITAM

aku telah menjadi bangkai dari timbunan kepedihan
kesepian mencekam menceraiakan rasa yang mendera
sungguh,,,, waktu yang terlewati seakan gelap tak ada lagi arti fajar mendaki langit
tak kulihat lagi dia semenjak beribu detik yang lalu
walau hanya sekedar tersenyum di balik jendela itu
yang terkasih telah pergi dan tak kembali lagi menemani pagi
semua ini menakutkan bagiku dari pada teriakan kematian yang memanggil

bawalah puing-puing luka yang menikam dadaku
senandungkan kepiluan menyelimuti tubuh yang telah letih
di gumpalan awan melintasi kepekatan duka
dalam bayang-bayang hitam bercampur aduk membuat gaduh

keyakinan tersulut getarkan pennyangga awan
tak ada satupun yang dapat memisahkannya dari sisiku
aku telah memiliki semuanya walau sedetik dia singga dalam nyata
rasa bukan sekedar pertemuan jasad namun menyatukan yang tiada menjadi ada

cahaya dari kobaran api tak juga terangi pekatku
bahkan untuk hangatkan kebekuan, panas itu tak mampu
dia masih bertahta dan bermahkota
dia tinggal abadi di istana tanpa ponggawa di istana sutra
dia tetap hidup di ruh dan jasadku
bersama kala terang dan tetap bersama kala gelap
walau....
walau....
walau dia telah jauh...

elang jingga wandinata

Tidak ada komentar: