Senin, 01 Maret 2010

DIANTARA DUA LANGKAH WAKTU

Fajar telah menyapu embun.
Dingin semalam menggeliat malas di pembaringan sepi.
Di mata sayu mentari yang malu-malu menjejakan kaki.
Membias senyum bertabir tanya.
Akankah terik singgah di ufuk?
Diam tanpa jawab…..

Mentembaga goreh semburat merah jingga di antara dua langkah yang membagi bumi.
Masa kan mengundang waktu menghitung senja yang mungkin tak lama...
Atau senja tak sampai pada putarannya…
Tanya ilalang pada angin….

Bisu …
Derap langkah dalam gaduh…
Teriakan debu-debu membedaki wajah
Kusam, menekuk pandangi jari-jari kaki…
Kais sisa-sisa celoteh yang tak terdengar
Tertawa tanpa tau dari bongkahan lelucon yeng mengambang di air…

Mungkin letih yang melegamkan tubuh melibihi bayangan di balik punggung…
Bukan beban…
Namun tak bernama…
Jalani panggil suara dibalik samar panasnya terik.
Apa yang harus di jalani???
Dia menjawab…
Nafas….
Nafas…
Nafkah…
Kamu masih hidup….


Elang jingga wandinata.

Tidak ada komentar: