Senin, 01 Maret 2010

CERMIN

Dari matanya terlihat nanar sepi...
Bibirnya dapat menyuguhkan senyum, bahkan teramat indah membuai mata yang menelanjangi tubuhnya…
Menatap liar membau busuk di liur-liur pemuja raga…
Tanpa rasakan pedih ditatap itu…
Tatap yang berteriak….

Geliat-geliat manja nyaris tak berbusana…
Di remang sinaran temaran lampu terselubung malam bak surga menyinari nafkah di lumpur2 dosa...
Tapi apa dia berdosa?
Atau dia yang berdosa???
Tak ada jawab dari doa-doa bertanya dosa…
Atau dosa itu hanya untuk sang pendusta nista...
Memandang najis tubuh yang di anggap nista…
Dia punya hati…
Bukan jalang yang harus di sumpah mati…

Usiamu muda dik...
Kata yang tak sanggup terucap...
Mari dekat aku…
Aku juga binatang yang jalang…
Namun aku tak akan menerkamu karena aku lebih jalang darimu…
Mari dekat aku…
Aku tak akan memangsamu karena kau bukan jalang tapi aku yang jalang…
Jangan biarkan binatang yang jalang ingin memangsamu lagi…
Berkatalah dik…
Ujar yang tak terlontar menggema di dinding-dinding tangis…
Hanya dapat melihat melas di balik-balik dukanya…

Ini nyata
Bukan dilema yang di anggap sampah…
Siapa???
Siapa?
Tanya salah pada salah…
Siapa????

Tanya diri, pandang kaca, aku atau dia Yang maya....
Tanya diri pandang kaca, aku atau dia yang jalang…
Tanya diri pandang kaca, aku atau dia yang sampah…
Tanya diri pandang kaca aku atau dia yang dosa…
Tanya diri pandang kaca….

Elang jingga wandinata.

Tidak ada komentar: